Standarisasi
Keamanan Ruangan Terhadap bencana
Dalam kehidupan manusia pasti selalu
mengutamakan keselamatan dan keamanan dalam melakukan kelangsungan hidupnya,
mulai dari keamanan diri sendiri keluarga maupun kegiatan untuk menunjang
kehidupan kita. Dalam hal ini saya akan mencoba mendefinisikan keamanan ruangan
terhadap bencana yang meliputi beberapa hal seperti factor lingkungan sampai
factor bangunan itu sendiri.
Misalnya mempunyai Suplai listrik yang baik
perlu diperhatikan Bangunan tidak mudah terbakar Gunakan sensor asap, sensor
panas, pemadam api dan sistem penyemprot air. Periksa secara periodic dan Gunakan
alarm kebakaran baik yang manual maupun yang otomatis juga Perlu kebijakan
dilarang merokok di ruang computer, kemudian Perlu sensor suhu di ruang server Gunakan
AC yang cukup untuk membuat ruangan tetap dingin Suhu yang baik 10-26 derajat
Celcius Kelembaban antara 20-80 persen Gunakan alarm bila melebihi batas suhu
dan kelembaban
Pendingin
dan pemanas perlu diberi filter untuk menghindari debu Selain itu juga perlu
digunakan Listrik dengan Voltase dan daya harus cukup Grounding yang baik Perlu
stabilizer Perlu listrik cadangan, seperti UPS dan Genset
Selain itu bangunan juga harus tahan
terhadap bencana alam minimal mempunyai system penanggulangan untuk
meminimalisir bencana alam yang baik dan dengan kateggori bangunan seperti bangunan
harus jauh dari daerah yang sering dilanda bencana alam Kontruksi bangunan
harus tahan gempa Pastikan kalau terjadi gempa yang kuat, tidak ada benda-benda
yang jatuh menimpa komputer. Ruangan juga tidak lembab dan dengan system drainase
yang baik disekitarnya. Sehingga diharapkan tidak mudah terjadi banjir jiga
kebetulan curah hujan sedang meningkat.
Dari sisi teknologi bias menggunakan sensor
air apabila terjadi banjir dan sensor api apabila terjadi kebakaran,kemudian
menggunakan cctv dalam ruangan.
Kemudian kita juga perlu melihat poin –
poin penting lainnya tentang keamanan ruangan terhadap bencana :
1. Memperkuat
konstruksi infrastruktur ruangan / bangunan
2. Membuat sistem dengan
mengatur bagaimana jika terjadi force majure (kebakaran, huru-hara, bencana
alam)
3. Membuat standar sistem
redundant dan backup, membuat aturan dengan menerapkan kegiatan backup secara
berkala atau menggunakan system cadangan, saat ini trend perkembangan DRC
(Disaster Recovery Center) yang biasa digunakan perusahaan banking, dimana
menggunakan server cadangan untuk menyalin database ke dalam server lain secara
mirroring dengan metode penyalinan bisa diatur.
4. Membuat membuat aturan baku tentang akses computer dan
jaringan secara langsung misalnya kabel, server yang diletakkan diruangan
khusus, hub, router, dan lain-lain.
5. Operating Center) yang biasanya diruangan khusus yang
terpisah dari user dan terdapat rack-rack khusus untuk menempatkan perangkat
jaringannya.
6. Ruang server yang dibuat harus memperhatikan masalah ruang
akses publik, dan ruang loading dock.
7. Membuat aturan tentang akses kontrol ke ruang server, akses
masuk dengan menggunakan id otentikasi (misalnya barcode atau sidikjari) agar
tidak semua user dapat masuk ke parimeter keamanan,
8. Jangan lupa sistem
komputer Anda. Jauhkan program backup dan catatan duplikat (piutang, informasi
klien, dan sejenisnya) pada situs, berbeda aman.
9. Memperhatikan fasilitas penunjang keamanan seperti alat
pemadam kebakaran, pendeteksi asap, alat pendeteksi gerakan dan pendeteksi
audio video surviillance dan bahan kimia lainnya yang membahayakan area
ruangan.
10. Membuat pendataan asset
ruangan khusus untuk mendata tentang proses maintenance perangkat tersebut
11. Membuat aturan tentang
pembatasan penggunaan audio video termasuk kamera photo, HP dan perangkat
portable lainnya serta mengatur tentang makan minum dan merokok di area
tertentu.
12. Mempunyai system cadangan power listrik